Biografi Tjut Nyak Deviana Daudsjah ~ ACHEH SOCIAL SCIENCE DEVELOPMENT
#header .heading a {content:url(https://lh3.googleusercontent.com/-2gnbatW8xoM/V-vjvt7aZiI/AAAAAAAAABY/0188kqgdBxse8xNklbLzZpc9roWZyiuBgCJoC/w530-h375-p-rw/assd.jpg);text-align:left;}

Sunday 2 October 2016

Biografi Tjut Nyak Deviana Daudsjah


Hasil gambar untuk riwayat pendidikan Tjut Nyak Deviana Daudsjah
Tjut Nyak Deviana Daudsjah adalah seorang musisi dan professor musik yang berdarah Aceh dan Minahasa dilahirkan di Jakarta pada tanggal 13 Februari 1958. Mengenyam pendidikan tinggi musik di Musikhochschule Freiburg Jerman pada tahun 1977, jurusan piano klasik dan komposisi.
Prestasi
Tjut Nyak Deviana Daudsjah merupakan rektor sebuah perguruan tinggi Musik International Music College (Jazz & Rockschulen Freiburg) di Jerman dari tahun 1990 hingga 1995. Salah satu proyek terbesarnya menyusun kurikulum pendidikan tinggi musik yang mana diakui oleh pemerintah Jerman.

Selama di Eropa, Deviana meraih beberapa penghargaan, di antara lain dua kali juara 1 vocalist diajang lomba Nasional Swiss, pianis terbaik Swiss, pendidik musik terbaik Jerman. Pada tahun 1983 Deviana ditawari rekaman album oleh perusahaan rekaman dunia BMG Ariola dan Polygram, namun ia menolak oleh karena tidak ingin terikat pada kontrak selama 7 tahun.

Pada tahun 2005 Deviana dianugerahi Citra Kartini Award yang diberikan oleh Menteri Pemberdayaan Wanita untuk kontribusinya dalam pendidikan musik di Indonesia.

Pada tahun 2007 Deviana diangkat oleh Dirjen PAUDNi KemDikBud menjadi anggota Konsorsium Musik.

Pada tahun 2009 bersama tokoh-tokoh ternama ia mendirikan Asosiasi Pendidik dan Praktisi Seni Pertunjukan (PRASASTI) dan Lembaga Sertifikasi Kompetensi Musik yang diakui oleh Kementerian Pendidikan & Kebudayaan.

Disamping mengajar, Deviana juga aktif dalam menulis komposisi musik orchestra serta modern R&B, di antara lain untuk drama musikal Malin Kundang yang sukses dipentas di GKJ

Pada tahun 2003 dan Korla Urban Species, sebuah Drama oleh Cornelia Agatha, naskah Tommy Awuy, yang dipentas di Atrium Sampoerna Strategic Square pada tanggal 21 April 2012.

KARIR

Kegigihan Deviana membuahkan hasil. Ia menjadi Direktur untuk Jazz & Rockschule Freiburg Germany, di mana kurikulim yang diciptakannya diakui oleh pemerintah setempat. Bukan hanya di Jerman, Deviana juga menjadi profesor untuk ensembel, piano, vokal, improvisasi, choir dan latihan pendengaran di Music Academy Basel Jazz Departement, Swiss. Di sini ajarannya juga diakui secara resmi oleh Swiss Association of Music Educators.

Pekerjaan Deviana tidak berhenti. Walau tinggal dan bekerja di Eropa selama 26 tahun, ia masih sempat melewati 34 tahun terakhir di Thailand dan Amerika. Festival kenamaan pun pernah dicicipinya, sebut saja Grand Lancy Jazz Festival di Genewa, Altreu International Jazz Festival Swiss, Stuttgart Jazz Open Germany, Lugano Jazz Festival Swiss, serta penampilan memukaunya di National Theater Basel Swiss, di mana ia dianugerahi sebagai Artis Luar Biasa.

5 kali sudah Deviana menjadi pemenang pertama kompetisi SoulJazz Band di German pada 1978. 2 kali juara pertama kontes Swiss National and National Swiss TV of Eurovision Sing di Swiss pada 1982 dan 1983 yang membuatnya ditawari album rekaman produksi BMG Ariola Swiss dan Polygram Germany. Sayang Deviana menolaknya. Ia lebih memilih mengejar karirnya secara independen untuk berkonsentrasi di pendidikan musik. Pada tahun 1997, ia menerima penghargaan sebagai Pianis Jazz Terbaik di Zuerich-Oerlikon Swiss.

Setelah melanglang buana di luar negeri, Deviana memutuskan kembali ke Jakarta di awal tahun 2000. Ia bekerja sama dengan Nick Mamahit - pianis legendaris Indonesia, membangun Yayasan Daya Bina Budaya dan Institut Musik Daya Indonesia, sebuah akademi musik independen dengan standarisasi kurikulum internasional di Indonesia.

Atas jasa-jasanya, Deviana meraih penghargaan Citra Kartini dari Menteri Peranan Wanita pada tahun 2005. Di 2007, ia menjadi anggota Departemen Pendidikan Konsortium Musik RI. Tugas lembaga ini adalah memberi standart National Arts Curriculum dan National Association of Arts Pedagogue & Practitioners untuk penyetaraan kualitas Pendidikan Seni di Indonesia.

Sejak membangun Institut Musik Daya Indonesia pada 2001, Deviana bersama para koleganya sukses melahirkan 8 mahasiswa dengan gelar Bachelor dan Master di 2006, 2007, dan 2009. Beberapa di antara muridnya sukses. Mereka adalah komposer/arranger/konduktor dalam film-film ternama seperti LASKAR PELANGI, PHOTOGRAPH, dan GARUDA DI DADAKU.

Pada 5 Maret 2010 nanti, Deviana menghibur penggemar dan pecinta jazz lewat Java Jazz Festival di Jakarta International Expo (JIExpo), kawasan PRJ Kemayoran.