Bachtiar Aly (lahir di Banda
Aceh, 21 Desember 1949; umur 66 tahun) adalah seorang pakar komunikasi politik
Indonesia. Namanya mulai dikenal setelah dia menjabat menjadi duta besar
Indonesia untuk Mesir tahun 2002-2005 dan penasihat ahli Kapolri RI saat ini.
Dalam masa jabatannya, Dia telah mencatat banyak prestasi, di antaranya
berhasil membangun Rumah Indonesia dan memberikan pembinaan bagi 4.488 orang
masyarakat Indonesia di Mesir dengan baik.
Kisah sukses Bachtiar Aly dimulai
ketika dia menempuh pendidikan publistik di Universitas Padjajaran, Bandung,
dan kemudian dilanjutkan di Belanda dan Jerman.[1] Tahun 1980, Dia berhasil
menyelesaikan pendidikan S2 nya di Jerman dan meraih gelar Magister Artium
(M.A).[1] Setelah meraih gelar tersebut, Dia meneruskan pendidikan (studi)nya
ke jenjang S3, dan berhasil meraih gelar Doktor der Philosophie (Dr. Phil) dari
Jerman pada tahun 1983.[1] Seusai menamatkan pendidikan doktornya, Bachtiar Aly
aktif menulis beberapa buku.[1] Tahun 1988, Bachtiar menikah dengan R.Indrijati
Inawangsih dan dikaruniai dua orang anak.
Riwayat Pendidikan :
S1, Publistik, Universitas
Padjajaran, Bandung (1971)
S1-S3, Ilmu Komunikasi, Politik
dan Sosiologi, Westfaelische Wilhelms – Universitaet Muenster, JERMAN (1984).
Perjalanan Politik :
Bachtiar Aly memulai karirnya di
politik sebagai salah satu anggota tim ahli FKP DPR RI di Jakarta pada tahun
1998. Ia juga menjadi salah satu tim ahli MPR RI di Jakarta di tahun yang sama.
Kemudian pada tahun 2000 sampai dengan 2005, Bachtiar Aly menjadi tim penasehat
Presiden untuk urusan berkaitan dengan Aceh di Jakarta. Ia juga terlibat dalam
Kementrian Polkam sebagai penasehat dari 2000 sampai 2002.
Bachtiar Aly mendapatkan
kedudukan sebagai Duta Besar Mesir untuk periode 2002-2005. Lalu ia kembali ke
Indonesia dan menjadi tim ahli DPR RI dari tahun 2005 sampai 2007.
Sebelum terlibat dengan ormas
Nasional Demokrat dan Partai Nasdem, Bachtiar Aly telah lama terlibat dalam
organisasi-organisasi lainnya seperti menjabat sebagai Ketua Dewan Penasehat
dan Wakil Ketua Dewan Kehormatan di Perhimpinan Alumni Jerman, Ketua di Komite
Profesor untuk Perpustakaan UI, dan ia juga pernah menjabat sebagai Ketua Dewan
Guru Besar FISIP UI. Di samping itu, beliau juga sampai sekarang masih menjadi
pengurus forum duta besar RI, Jakarta.
Dari tahun 2010, Bachtiar Aly
menjadi bagian dari Dewan Pertimbangan untuk Ormas Nasional Demokrat. Sejak
tahun 2013, ia memegang posisi sebagai Ketua Dewan Pakar DPP Partai Nasdem di
Jakarta.
Pada 17 Mei 2014, Bachtiar Aly
menanggapi tentang kasus yang menimpa Walikota Medan Nonaktif, Rahudman
Harahap. Rahudman divonis 5 tahun penjara oleh Mahkamah Agung, dan Bachtiar Aly
berkata bahwa elit politik harus dapat menahan diri dan menghindari politik
balas dendam.
Karya :
Beberapa karya dia yang telah
berhasil dipublikasikan, di antaranya adalah :
Tahun 1984: Geschichte und
Gegenwart der Kommunikationssysteme in Indonesien, Peter Lang, Frankfurt am
Mainz, Bern, New York.
Tahun 1989: Retorika, UT,
Jakarta.
Tahun 1997: Pro PR. Kharisma
Aksara, Jakarta.
Tahun 2001: Balada aceh,
Insolusi, Jakarta.
Tahun 2004: Melampaui Seperempat
Abad Merajut Opini, Kharisma Aksara, Jakarta.
Di luar itu, dia juga menulis
buku-buku bidang komunikasi lainnya, seperti Sejarah Media Massa, Refleksi
Media Politik, Pergulatan Pers Profesional, Pers Mandiri Beretika, Menuju Radio
Independen, Wajah Televisi Kita, Analisis Informasi Internasional, Merajut Mata
Rantai Diplomasi-Komunikasi, Kapita Selekta Komunikasi, Komunikasi Bisnis,
Dinamika Komunikasi Politik, dan Opini Wacana Demokrasi.
Source : https://id.wikipedia.org